Lanjutan cerita yang part 1. Simple dan mungkin agak bingungin. Gue tegaskan lagi kali ini, kalo cerita "Akhir yang Sungguh Indah" ini full rekaan. Cuma nama tokoh yang sedikit sama dari kenyataan. Tokoh Siska sendiri cuma rekaan doang. -_-v
By the way, Selamat Hari Raya Idul Adha buat yang merayakan. (pas gue ngeposting ini, lagi libur Idul Adha)
By the way, Selamat Hari Raya Idul Adha buat yang merayakan. (pas gue ngeposting ini, lagi libur Idul Adha)
Chapter 2: Ku Temukan Artinya, Namun....
30 Juni 2013
Hari
ini, hari terakhir di pulau ini. Pulau Dewata. Nanti siang, aku dan rombongan
sekolahku kembali pulang ke Tangerang. Aku bermimpi tadi malam. Mimpi yang sama
dengan mimpi ketika aku ingin menjadi kekasih Siska. Seorang gadis yang cantik
menghampiriku lalu bilang, “Kalau kamu mau menemukan cinta sejatimu, ubahlah
dirimu.”
Mimpi
itu lagi-lagi membayangiku. Di dalam kamar hotel, sambil mengemaskan pakaian,
aku coba cerita pada Ahmad dan Irfan, teman soulmate
ku.
“Mad,
Fan, aku bermimpi hal itu lagi.”
“Mimpi
yang pernah kau ceitakan dulu? Tentang sosok gadis mirip ibumu yang
menghampirimu itu ‘kan?” kata Ahmad
menegaskan.
“Ya.
Padahal, aku sudah menemukan pasanganku. Siska itu. Tapi, mengapa mimpi itu
lagi yang ku alami?”
“Mungkin
pertanda Tuhan?” jawab Irfan tak yakin.
“Maksudmu?”
“Mungkin
saja Tuhan masih melihat ada yang buruk darimu,” jawab Irfan.
“Bisa
jadi, Fan.”
Aku
lebih nyaman bercerita pada mereka berdua dari pada orang lain. Benar kata
Irfan. Masih banyak hal buruk yang aku jadikan sifat. Salah satunya adalah
omonganku yang ceplas-ceplos terhadap teman atau orang lain.
8 Juli 2013
Tak
terasa, aku sudah kelas tiga. Tahun depan, aku akan mengikuti Ujian Nasional.
Masih ada yang sama dari kelas dua yang lalu. Semua teman sekelasku masih sama.
Termasuk satu orang itu. Putri. Gadis yang ku taksir sedari kelas sepuluh.
Kini, sudah hampir tiga tahun aku sekelas dengannya.
Hari
pertama masuk sekolah, upacara tetap dilaksanakan walaupun proses belajar masih
belum efektif. Dalam amanat upacaranya, Kepala Sekolah, dengan gaya omongan dan
tubuhnya yang sedikit sombong, bilang bahwa sekolahku kini makin baik.
Khususnya dalam prestasi akademiknya. Ya, beliau mengatakan bahwa ada satu
siswa lulusan sekolahku menjadi peraih nilai tertinggi seluruh Indonesia.
“Anak-anak,
bapak juga ingin menyampaikan bahwa sekolah kita tahun ini mendapat banyak
sekali siswa pindahan yang sarat dengan prestasi,” ucap Kepala Sekolah dengan
bangganya.
Kemudian,
masuklah satu per satu murid-murid pindahan itu. Beberapa dari mereka pernah ku
lihat di televisi. Lalu, ada satu orang wanita yang menarik perhatianku. Dia
mirip Siska, pacarku saat ini. Namun ia lebih mirip dengan sosok ibuku waktu
muda. Mirip dengan sosok wanita yang selalu muncul dalam mimpiku.
Selesai
upacara, aku yang sudah kelas tiga, menunggu pembagian jadwal pelajaran dan
wali kelas. Murid-murid kelas dua gelisah menunggu kertas pengumuman pembagian
kelas yang akan dipasang di mading. Sedangkan murid kelas satu yang baru,
mengikuti kegiatan MOS.
Iseng,
aku lihat-lihat satu per satu barisan kelas satu itu. Lalu, ku temukan gadis
pindahan yang tadi ku lihat. Senyumnya indah menawan, berpadu bentuk wajahnya
yang cantik. Nampaknya, ia juga melihatku.
“Woi! Lihat ke mana kamu? Matanya jelalatan begitu. Ingat Siska!” teriak
Ahmad mengagetkanku.
“Bersyukur
kamu sedah punya Siska! Pacar saja sulit kau dapat, mau nambah!” sambung Irfan.
Mereka
berdua sahabat karibku. Walau berbeda kelas, tapi kami tetap bisa menjalin
persahabatan dengan baik. Dan hanya mereka berdua sajalah, aku beri tahu
tentang hubunganku dengan Siska.
“Eh,
maaf deh. Aku tak sengaja ini. Lagipula, aku melihatnya bukan karena aku suka,
tapi karena wajahnya yang mirip wanita dalam mimpiku. Mimpi yang pernah ku
ceritakan pada kalian itu lho!”
12 Juli 2013
Seperti
pada hari Jumat lainnya, aku ikut belajar Agama Kristen di sekolah. Walau
kenyataannya aku beragama Katolik, namun aku tak mau repot karena harus pergi
ke tempat lain. Kerepotan karena aku ke sekolah naik angkutan umum.
Ketika
masuk ruangan, gadis itu ku lihat lagi. Duduk bersama temannya yang lain.
Dari
temanku yang OSIS, aku tahu siapa namanya. Dian. Dia pindahan dari suatu SMA
yang sebenarnya sangat terkenal di Jakarta. Dia pindah ke Tangerang, masuk ke
sekolahku karena orang tuanya punya proyek menjanjikan dengan sekolahku ini.
Dari
temanku yang anggota OSIS itu pulalah, aku berhasil mendapat nomer handphone-nya.
19 Juli 2013
Setelah
berhari-hari berkenalan dengannya lewat SMS, aku pun tahu banyak tentang dia.
Ternyata, ia juga adik dari pacarku yaitu Siska. Tak ku sangka. Langsung ku
konfirmasi dengan menghubungi Siska.
“Sis,
kamu punya adik ya?” tanyaku pada Siska.
“Iya.
Dari mana kamu tahu?” balas Siska.
“Dari
adikmu langsung, dari Dian. Dia mirip dengan gadis di mimpiku, Sis.”
“Gadis
yang selama ini kau ceritakan itu? Mungkin saja dengan adanya dia, kamu akan
mengerti jawaban mimpimu itu, Rief.”
Mungkin
benar apa kata Siska. Adiknya yang tak disangka pindah ke sekolahku, bisa jadi
pertanda dari Tuhan.
Komentar
Posting Komentar