Langsung ke konten utama

Cucok-nya Olga Syahputra yang Melegenda


Olga, yang lahir tanggal 8 Februari 1983 dan bernama asli Yoga Syahputra ini, akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Bebas dari rasa sakit yang dideritanya. Setelah kurang lebih 10 bulan dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura, Olga meninggal dunia pada pukul 17.17 waktu Singapura karena radang selaput otak yang sudah lama dideritanya.

Gue, secara pribadi, sangat kehilangan dengan sosok beliau. Dari awal kemunculannya di televisi waktu gue masih SD, beliau sudah sangat menyorot perhatian gue. Menyorot perhatian gue khususnya dalam bidang berkomedi. Ya, lagi-lagi tokoh komedi Indonesia harus berpulang ke sisi-Nya. 

Entah acara apa yang gue liat pertama kali saat Olga muncul. Di film Lenong Bocah The Movie, ia sudah berperan walau hanya menjadi figuran yang hanya muncul di beberapa adegan. Lalu, menjadi salah satu pengisi acara di Ceriwis sebagai pengisi segmen “Diana dalam Berita”. Olga juga mendapat kesempatan untuk menjadi host di acara musik Dahsyat yang membawa namanya menjadi pemenang Panasonic Gobel Award beberapa kali sebagai Presenter Variety Show/Musik Terfavorit. Perlahan tapi pasti, ia mulai mewarnai dunia televisi dengan bakat melawak dan presenting di berbagai acara di antaranya Opera Van Java, Pesbukers, Yuk Kita Sahur, dan masih banyak lainnya.

Yang gue kagumi dari sosok Olga, khususnya dalam berkomedi, ialah cara dia melontarkan jokes yang ceplas-ceplos. Mirip Komeng namun ia dapat membawakannya dengan caranya, lewat ke-cucok­-annya. Ya cucok alias agak kewanita-wanitaan. Gue akui, beliau adalah pioneer atau awal yang membuka mata masyarakat bahwa gaya cucok-nya layak dibawakan tanpa berpenampilan wanita seutuhnya. Kalau di jaman 90-an sampai 2000-an awal ada (Alm.) Tata Dado, di jaman setelahnya ada Olga Syahputra. 

Olga bisa sangat nge-blend dengan lawan mainnya, siapapun itu. Dengan pelawak baru atau artis non-pelawak, ia bisa membuat suatu adegan atau gimik menjadi sangat lucu. Apalagi dengan sesama teman atau sahabat pelawak, ia sangat bisa berimprovisasi dan spontan dalam melontarkan candaan. Setiap tik-tok yang dilakukannya sangat tak terduga dan tak terbayangkan. Tahun 2013-2014 ia juga memulai gaya lawakannya yang baru yaitu dengan melontarkan nama-nama artis wanita cantik dan berperilaku seperti orang kaya yang “sok”. Saking senengnya gue nonton beliau, gue sempet-sempetin bangun uintuk Sahur di bulan Ramadhan. Bahkan, gue juga begadang dan nungguin acara beliau keluar sampe selesai. Dari jam 12-an sampe jam 5-an pagi, gue nungguin acara Olga.

Menurut gue, seorang legenda adalah seorang yang punya dedikasi penuh pada bidangnya dan punya peran penting dalam mengembangkan bidang yang ia tekuni menjadi bidang yang berkembang lebih besar lagi. Tak harus menunggu meninggal pun, Olga Syahputra sedari dulu adalah legenda. Legenda dunia komedi modern, yang tak berpatok pada skrip dan mengandalkan insting berimprovisasi. Akting cucok-nya akan selalu teringat oleh semua orang. Benci atau tidak, idola atau bukan, Yoga alias Olga adalah sosok yang tak akan tergantikan. 

~Selamat jalan inspirasiku. Semoga kau masih berkomedi di surga sana, menghibur penghuni surga juga menghibur Sang Pencipta...~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SQUAD AYAK-AYAK (Part 1)

Gambar yang pertama kali lu lihat setelah judul di atas bukanlah gambar nyamuk (Famili: Culicidae) yang lagi bertelor di atas air. Sebagian orang mungkin mengenal serangga ini dengan nama "AYAK-AYAK" atau dalam bahasa ilmiahnya  Gerris sp. Jujur, setelah sekian lama judul blog gue berubah nama, postingan ini merupakan postingan TERILMIAH gue. Walaupun keilmiahan gue cuma di depan situ doang sepertinya. (baca: depan lab) Squad Ayak-Ayak ini sih sebenernya bukan squad yang identik sama tentara, atau nama band (maybe?) atau hal-hal aneh lainnya. Ini tuh cuma grup WeA yang sengaja dibikin dalam rangka kesejahteraan mahasiswa pria Biologi yang hilang arah dalam mendiskusikan hasil praktikumnya. *hopefully, ini ga keberatan bahasanya, cukup badan gue aja yg berat* Kenapa kami (akan gue jelasin di part selanjutnya) milih nama ayak-ayak? Jawabannya hampir berfilosofis dengan perumusan Dasar Negara sih. Pertama, Ayak-ayak itu hewan yang unik. Dia KECIL, tapi bisa bertahan dite

DIIMING-IMINGI GOMBALAN DILAN "KAMU NGGA AKAN KUAT, BIAR AKU SAJA", MILEA KASIH TUGAS AKHIRNYA UNTUK DIKERJAKAN DILAN??! BUCIN TO THE NEXT LEVEL!! (#PERMENeps3)

Gue termasuk orang yang cukup pede dengan apa yang gue kerjain, termasuk skripsi punya gue dulu. Saking pedenya, jarang banget gue nanya ke temen sendiri. Iya. Emang salah kok. Tapi, banyak dari kita, masih suka milih-milih buat nanya skripsi. Bisa jadi karena kita milih si A karena dia sama tema penelitiannya. Atau milih si B karena dia kating/senior yang udah ngelewatin itu semua. Atau bahkan, milih si C karena ada udang dibalik rempeyek. Sambil menyelam, minum air, lalu tenggelem. Sekali dayung, dua tiga rumah keliatan dari jauh. Yup! KARENA MODUS! Gue pribadi ngga nyalahin kalian yang lakuin itu ya. Pun, gue juga lakuin itu. hehehe Inti dari segala inti, core of the core dari apa yang gue pengen bahas adalah seberapa penting sih kita tuker ide atau pendapat sama temen? Ngaruh ngga sama skripsi kita? Ngaruh ngga sama penelitian kita? Batasan kita "bantuin" tuh kayak gimana sih? Daaaan, apa kata dosen ya kalo tau kita dibantu sama temen, bahkan secara harfiah

Relakan Saja...

Curhat lagi..curhat lagi... Beberapa hari ini banyak kejadian yang buat gue sadar, kalo hal-hal yang gue inginkan itu gak selamanya harus terpenuhi. Simpel aja contohnya. Misalnya aja tentang ulangan matematika gue kemaren. Gue udah belajar, berlatih ngerjain soal-soal, terus lagi udah coba ngerjain ulang soal yang pernah dinilai. Emang sih pas ulangan cuma ada 5 soal. Tapi, masalahnya adalah dari kelima soal itu yang gue yakin bener cuma satu nomer. Alhasil, gue dapet nilai jelek. Gak cuma gue, sekelas pun gak ada yang lolos KKM (nilainya 75). Hari sabtu kemaren, gue juga ulangan kimia. Hal yang sama telah gue lakukan. Belajar, ngerjain soal-soal plus nyari tambahan materi di buku lain. Untungnya, dari 35 soal PG, setengahnya bisa gue kerjain dengan ingatan gue yang seadanya. Mudah-mudahan kagak remed deh. Inti dari curhatan gue ini adalah sebagai berikut... Satu cewek ini sebenernya udah pernah suka sama gue dulu, tapi nolak gue karena beda iman. Belakangan ini, gue