Perdana untuk kali ini, gue akan mem-publish salah satu tugas kuliah gue. Tugas dari mata kuliah Keanekaragaman Phanerogamae ini adalah menuliskan karakteristik dari Artocarpus heterophyllus (Famili Moraceae, Genus Artocarpus). Untuk lu semua yang mau copy-paste, mohon sertakan sumber blog gue ya. Di akhir tulisan, akan gue cantumin salah satau referensi utama dari tugas gue. Semoga bermanfaat~~ :D
A.
Famili
Moraceae
Famili Moraceae dikenal juga sebagai “keluarga Mulberry” atau
dalam bahasa Indonesia sebagai buah murbei. Famili Moraceae mempunyai 40 genera
(istilah jamak untuk genus) dan 1100 jenis.
Berikut ini merupakan ciri-ciri vegetatif dan generatif dari
Famili Moraceae:
1.
Habitus, terdiri atas pohon1 yang monoecious2
atau dioecious3, semak4, liana5, dan herba6.
Seringkali dengan latisifer7 yang mengeluarkan getah.
2.
Akarnya prop8
atau buttress9.
3.
Daunnya tunggal (jarang yang majemuk), dengan duduk
daun spiral atau berhadapan.
4. Inflorescentia axilar10 dan beragam
morfologinya yang terdiri atas sebuah spika11, racemus12 (di
beberapa taksa yang bunganya unik, tepat di permukaannya ada sebuah lekukan
reseptakel13 yang majemuk), atau pada Ficus yang mempunyai hypanthodium14 yang rapat.
5.
Perbungaannya uniseksual15, kecil,
aktinomorf16, hipogin17 atau epigin18.
6.
Perhiasan bunganya uniseriat19, bagian-bagian
perhiasan bunganya connate20.
7. Stamennya berhadapan dan biasanya berjumlah sebanyak
perhiasan bunganya, kepala sari dithecal21 atau monothecal22.
8. Gynoecium atau putiknya sinkarp23, dengan
ovarium superior24 atau inferior25. Stilus26
berjumlah 2.
9. Plasentasi27 apikal menuju subapikal, ovul
soliter yang anatropous28 hingga campylotropous29, dan
bitegmik30.
10. Perbuahannya
achenes31 majemuk, tiap
unitnya kerapkali dikelilingi oleh accrescent32,
periantum berdaging (membentuk drupa33).
11. Biji
berjumlah satu tiap unit buahnya, albuminous34 atau exalbuminous35.
Penyerbukannya dibantu oleh angin atau serangga.
Moraceae terdistribusi secara luas, dari wilayah tropis
hingga wilayah sub-tropis. Peranan ekonomisnya antara lain sebagai pohon yang
berbuah (Artocarpus altilis, Ficus carica, Morus spp.), bahan material bangunan (kertas, karet, kayu), tanaman
hias, dan daun Morus alba sebagai
sumber makanan ulat sutera.
B. Spesies Artocarpus heterophyllus
1. Karakteristik Organ Vegetatif
a)
Akarnya berbentuk bulat panjang dan menembus tanah dengan cukup dalam. Akar
cabang dan bulu akarnya tumbuh ke segala arah.
b)
Batangnya berbentuk bulat panjang, berkayu keras, dan tumbuh lurus tinggi
mencapai 25 meter dengan diamteter bisa mencapai 80 cm.
c)
Daunnya tunggal
dengan duduk daun berseling, bentuknya lonjong, memiliki tulang daun yang
menyirip, tepinya rata, dan ujungnya runcing. Permukaan daun bagian atas
memiliki warna hijau cerah dengan tekstur licin, sedangkan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau tua dengan tekstur kasar. Pangkal daun memiliki
daun penumpu berbentuk segitiga dengan warna kuning kecoklatan.
2. Karakteristik Organ Generatif
a) Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang
berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan
betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin. Tanaman nangka
merupakan tanaman monoecious.
èBungan
jantan kecil dengan 2 unit kaliks dan sebuah stamen. Bunga jantan dicirikan
dengan bentuknya yang menyerupai gada, bengkok, dan berwarna hijau tua dengan
posisi di atas bunga betina pada percabangan pohon yang muda.
èBunga
betina mempunyai kaliks berbentuk tubular36, sebuah pistil, ovarium
yang berisi satu ovul, dicirikan dengan bentuknya yang menyerupai gada
silindris yang pipih.
è
Penyerbukannya dibantu oleh serangga dan angin, dengan peluang untuk kawin
silang sangat besar.
b)
Buahnya termasuk jenis buah majemuk semu, yang tampak seperti hanya satu buah
dengan bentuk membulat silindris. Di dalamnya, terdapat dami-dami yang
sebetulnya merupakan buah nangka yang tidak terserbuki.
c)
Bijinya berbentuk bulat lonjong, berukuran kecil, dan berkeping dua. Biji
nangka terdiri dari kulit luar yang berwarna kuning dan agak lunak, kulit liat
berwarna putih, dan kulit ari yang berwarna coklat yang membungkus daging
buah. Biji tertanam dalam daging buah.
3. Persebaran
Artocarpus heterophyllus merupakan
tanaman asli dari wilayah tropis, tepatnya bagian barat India hingga bagian
tenggara Asia, yakni dari India, Myanmar,
Tiongkok, Sri Lanka, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina. Tanaman ini
juga mampu tumbuh di beberapa bagian dunia seperti Afrika, Brazil, Suriname,
Karibia, Florida dan Australia. Sejak ada kontak dengan bangsa Eropa, tanaman
ini juga ditemui di Kepulauan Pasifik, salah satunya negara Fiji.
4. Habitat
Artocarpus heterophyllus merupakan
tanaman evergreen yang ditemukan di ketinggian 400-1200 meter. Tanaman ini
lebih mudah ditanam di kondisi yang hangat atau sejuk. Tanaman ini mampu tumbuh
pada curah hujan 1500 mm atau lebih dan musim panas yang tidak terlalu kering.
Sekarang, tanaman ini sudah sangat umum ditanam di dekat pemukiman atau di
kebun.
5. Spesies yang Sekerabat
·
Artocarpus mariannensis
·
Artocarpus
camansi
·
Artocarpus integer
·
Artocarpus
lakoocha
·
Artocarpus
odoratissima
·
Artocarpus
lingnanensis
6. Manfaat
a. Daging buah
nangka muda dimanfaatkan sebagai makanan sayuran dan daging buah yang matang
biasa dikonsumsi sebagai buah segar.
b. Tepung biji
nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
c. Daun muda
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
d. Kayu nangka
dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan mebel, konstruksi bangunan
pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas,
dan alat musik.
e. Pohon nangka
dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
C. Penjelasan Istilah-Istilah Morfologi dan Anatomi
1. Pohon: Habitus tanaman dengan ciri-ciri tinggi batang lebih
dari dua meter, percabangan jauh dari permukaan tanah dan batang pokoknya
jelas.
2. Monoecious: Tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu
(satu batang tumbuhan).
3. Diecious: Tumbuhan yang jika bunga
jantan dan bunga betina terpisah tempatnya (satu individu hanya mendukung salah
satu alat kelamin).
4. Semak: Habitus dengan ciri-ciri
batang berkayu, batang pokoknya tidak jelas, percabanagan dekat dengan tanah
dan tinggi kurang dua meter.
5. Liana: Habitus dengan ciri-ciri batang berkayu, tinggi
batang tidak jelas dan hidup umumnya memanjat.
6. Herba: Habitus tanaman yang memiliki batang berair atau berbatang
lunak karena tidak membentuk kayu.
7. Latisifer: Sejumlah sel khusus
yang berfungsi memproduksi lateks (getah) yang berkumpul
dalam vakuola dalam bentuk emulsi.
8. Prop root: Akar yang berfungsi sebagai
penyangga tanaman.
9. Buttress root: Akar yang keberadaannya
terkena udara luar dari tanah untuk menopang tubuh tumbuhan secara lateral (ke
samping).
10.
Inflorescentia axilar: Bunga atau kelompok bunga yang ada di persimpangan dari
batang atau poros dan daun.
11. Spika: Inflorescentia
yang seperti rasemus namun tidak bertangkai; bulir.
12. Rasemus: Bunga-bunga individual bertangkai
tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang; tandan.
13. Reseptakel: Struktur di atas
tangkai bunga yang
berfungsi sebagai tempat menempelnya tangkai sari.
14.
Hypanthodium: Tipe khusus perbungaan di mana sumbu bunga yang berdaging
tertutup dan reseptakelnya berkembang menjadi seperti bentuk buah pir.
15. Uniseksual: Bunga yang hanya
memiliki satu alat kelamin saja.
16. Aktinomorf:
Bunga yang mempunyai bidang simetri lebih dari satu bidang.
17. Hipogin: Letak perhiasan
bunga lebih rendah dari letak bakal buah.
18. Epigin: Seakan-akan hiasan bunga duduk di atas bakal buah
(dasar bunga yang berbentuk mangkuk dengan bakal buah yang tenggelam).
19. Uniseriat: Anatomi
perianthumnya tersusun dalam satu baris atau satu lingkaran yang sama.
20. Connate: Perhiasan
bunganya berfusi/bergabung menjadi struktur yang hampir sama
21. Dithecal: Ruang
sari berjumlah dua.
22. Monothecal:
Ruang sari berjumlah satu.
23. Sinkarp: Karpel
atau daun buahnya berlekatan.
24. Superior: Bakal
buah menumpang pada dasar bunga.
25. Inferior: Bakal buah tenggelam pada dasar bunga.
26. Stilus: Tangkai putik.
27. Plasentasi: Susunan ovula dalam dinding ovarium.
28. Anatropous:
Ovul dalam posisi terbalik pada tahap awal pertumbuhan, sehingga mikrofil dalam
posisi ke arah funikulus dan akar embrionik ada pada ujung yang berlawanan.
29. Campylotropous: Ovul dengan porosnya yang sedikit
melengkung.
30. Bitegmik: Ovul
mempunyai dua lapisan integumen.
31. Achenes: Jenis buah kering yang sederhana yang diproduksi
oleh banyak spesies tanaman berbunga.
32. Accrescent:
Struktur dari kaliks atau bagian lain dari bunga yang terus berlanjut tumbuh
setelah berbunga.
33. Drupa: Buah
dengan penampakan seperti batu keras yang menutupi biji (seperti buah peach
atau zaitun); berasal dari kata “drupa” yang bermakna zaitun masak
34. Albuminous: Biji yang memiliki jaringan penyimpan makanan
khusus, yang disebut dengan endosperma.
35.
Exalbuminous: Biji yang tidak memiliki jaringan atau struktur endosperma untuk
penyimpanannya.
36. Tubular
(kaliks pada bunga nangka): Bentuk menyerupai tabung, panjang dan tidak terlalu
melebar.
Referensi Utama:
Simpson, Michael G. 2006. Plant Systematics. Elsevier Academic Press: United States of America.
Komentar
Posting Komentar