Baru aja gue liat postingan-postingan gue jaman pertama kali gue nge-post. Hasil yang gue dapat adalah gue malu. Seriously. Kalau kata Raditya Dika, fase usia manusia itu adalah bayi-anak kecil-remaja-alay-dewasa-tua. Oke, gue ulang. Bayi. Anak kecil. Remaja. ALAY. Dewasa. Tua.
Bayi. Anak kecil. Remaja. ALAY. Dewasa. Tua.
Fase remaja plus alay yang ganggu ini (Adolescence) pasti akan dilalui semua orang. Pasti. Gak ada satupun manusia yang bisa mengelaknya. Khusus alay, menurut pendapat gue sendiri sih, cuma ada di Indonesia. Ya emangnya kalian pernah liat ada sekelompok orang yang berdiri paling depan di bawah panggung Grammy Award dan dengan secara tidak pas bernyanyi tak sesuai lirik? :)
Dinamika hidup gue yang ngebawa gue menjadi sekarang. Seperti yang pernah gue bilang di salah satu postingan gue terdahulu, tumbuh-kembang gue berjalan sesuai dengan gaya nulis gue di blog ini. Coba kalian bandingkan postingan gue yang ini, atau yang ini, atau dengan postingan terakhir gue tentang Phanerogamae. Beda banget. Terlihat bedanya tidak? Kalo iya, berarti kalian perhatian sama gue. Kalo tidak, ya kalian belum nge-click link yang tadi gue kasih aja. :)
Gue sangat bersyukur, dari tahun 2012 hingga saat ini, blog gue ini masih hidup. Ini menandakan kalau gue masih bisa untuk nulis. Ya secara harfiah, ngetik sih. Gue juga belum bisa mengklaim apakah gue sudah mampu dikatakan blogger atau ga. Poinnya bukan di sana. Fokus gue di tulisan ini adalah bahwa gue mampu mengubah sendiri apa yang sebenarnya bukan gue.
Ngeh ga?
"Mampu mengubah sendiri apa yang sebenarnya bukan gue"
Belajar dari pengalaman. Itu yang gue lakukan. Belajar, menurut David Ausubel, adalah proses nalar yang sesungguhnya berasal dari pengalaman yang seseorang sudah alami.
"The most important single factor influencing learning is what the learner already knows."
Jadi, apa yang gue dan lu tunggu? Yuk, bergegas menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dewasa pemikirannya. Dewasa tutur katanya. Dewasa perilakunya.
bergeGAS!!
Komentar
Posting Komentar